Indon adalah sebuah istilah singkat yang mengacu kepada negara dan rakyat Indonesia yang populer di Malaysia dan Singapura. Di Indonesia sendiri, istilah ini berkonotasi negatif dan dianggap sebagai ejekan atau penghinaan. Pemerintah dan rakyat Indonesia menentang penggunaan kata Indon yang dianggap menghina. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur telah berulang kali melayangkan surat protes kepada media di Malaysia yang bersikukuh menggunakan istilah ini meski dinilai memiliki konotasi negatif.
Sehubung dengan itu, pihak Pemerintah Indonesia melalui Sekretaris I Penerangan & Humas KBRI Eka A. Suripto menjelaskan bahwa pihak Duta Indonesia sudah menyampaikan protes secara resmi kepada duta Malaysia di Indonesia pada 13 Mei 2007. Pemerintah Malaysia kemudian mengambil tindakan dengan mengeluarkan larangan penggunaan istilah ini secara resmi olehKementerian Penerangan Malaysia, pada 24 Mei 2007.
Antara kegunaan awal istilah ini adalah dalam The Encyclopedia Americana oleh Bernard S. Cayne, Robert S Anderson, Sue R Brandt (1829). Separuh media Indonesia pernah menggunakan istilah ini pada tahun 1963 sampai 1982, bagaimanapun istilah ini tidak lagi digunakan.
Maggie mie Malaysia menggunaan kata Indon pada produk mi instan mereka dan hal ini menuai protes dari KBRI di Kuala Lumpur. Menurut hasil survei Nestle (Malaysia), kata "indon" sangat populer serta merupakan sesuatu yang positif dan potensial bagi pemasaran kepada generasi muda berusia 15-24 tahun dan 25-29 tahun.
sumber: wikipedia
Sebut Indonesia, bukan Indon
Warga Negara Indonesia sangat sensitif terhadap sebutan Indon. Namun apakah arti sebenarnya Indon di Malaysia dan apa maksudnya?
Warga Malaysia, kerap menyebut warga Indonesia dengan sebutan Indon. Di mana pun, siapa pun mereka menyebut WNI dengan sebutan Indon. Dengan hanya mengenali bahasa yang digunakan, mereka langsung bisa menebak bahwa lawan bicaranya berasal dari Indonesia.
"Wartawan Indon?" tanya seorang petugas kepolisian yang sedang melakukan pemeriksaan di jalan menuju resort Felda Sahabat, Sabah, Malaysia kepada merdeka.com, Kamis (14/3).
"Oh dari Indon, bila (kapan) sampai di Lahad Datu?" ujar resepsionis sebuah hotel di Lahad Datu.
Bahkan warga Malaysia keturunan Indonesia yang sudah jadi warga negara Malaysia juga menyebut Indon bila menjumpai orang Indonesia di Malaysia. Apa sebabnya?
"Bukan hinaan sebenarnya tuh, Indon itu singkatan saja, terlalu panjang kalau sebut Indonesia, jadi kami singkat saja, Indon," ujar Thamrin, warga Malaysia keturunan Bugis kepada reporter merdeka.com Hery H Winarno. Thamrin adalah sopir angkutan umum atau bus di Lahad Datu.
Hal yang sama juga disampaikan seorang pegawai di Jabatan Penerangan Malaysia. Menurutnya, sebutan Indon tidak lain hanya sebuah singkatan belaka.
"Oh tidak (menghina) maksud kami hanya menyingkat saja, tidak menghina. Tapi baik saya panggil Indonesia saja, biar awak tak kesal," ujar pegawai Jabatan Penerangan Malaysia yang enggan disebutkan namanya.
Mungkin benar bahwa maksud mereka menyebut warga negara Indonesia dengan sebutan Indon tidak ada maksud menghina. Tetapi tentunya lebih baik tidak perlu disingkat.
Banyak WNI yang bekerja di Malaysia juga mengaku keberatan bila disebut Indon. Meskipun tak jarang yang menyebut Indon tersebut juga warga negara Indonesia yang telah lama tinggal di Malaysia dan belum jadi warga negara Malaysia.
"Saya tidak pernah mau disebut Indon, saya selau bilang, Indonesia bukan Indon," ujar Yasir Fatahillah, guru yang mengajar anak-anak pekerja perkebunan kelapa sawit dalam perbincangan dengan merdeka.com di Lahad Datu.
Meski tidak ada maksud menghina dan hanya menyingkat, tetapi kata Indon berkonotasi negatif. Menurut Yasir, dalam bahasa tertentu di Malaysia, Indon berarti pelacur.
"Makanya saya tak mau disebut Indon, Indonesia ya Indonesia, bukan Indon," tegas sarjana hukum ini. WNI lain yang juga bekerja di Sabah, Suwandi juga menolak jika disebut Indon. Menurut dia, dulu Indon adalah kepanjangan dari Indonesia Donkey (Keledai Indonesia), sebuah umpatan kepada warga Indonesia. Indon melekat kepada WNI karena stigma negatif bahwa Indonesia hanya bisa menjadi pekerja rumah tangga atau pekerja kasar seperti di perkebunan Malaysia
"Ya meskipun sekarang kata Indon memang berarti singkatan, bukan umpatan seperti dulu, tetap saja saya tak pernah mau disebut Indon," terang Wandi. Dan untuk mengubah hal itu ternyata bukan perkara mudah karena sebutan tersebut sudah mendarah daging di warga Malaysia. Namun tetap saja kami protes.
"Saya Indonesia, bukan Indon dan saya tidak suka dipanggil Indon," ujar merdeka.com kepada seorang sopir bus. "Iyalah, lupa lagi saya. Indonesia, Indonesia, nanti saya tak panggil lagi orang Indonesia dengan Indon. Bapak saya pun Indonesia, Makassar," ujar Thamrin.
sumber: merdeka
Catatan blogger:
di media sosial semisal facebook, saya sering kali mendapatkan atau melihat warga Indonesia sendiri yg menulis Indonesia dengan Indon, sering!!. sepertinya mereka sudah terpengaruh budaya Malaysia yg menyebutkan Indonesia sebagai Indon. Apakah rasa nasionalisme mereka sudah pudar? apakah lagu-lagu Indonesia Raya sudah jarang bergema? atau apakah Lagu Nasional tersebut di Ubah menjadi Indon Raya?
Melalui media blog ini saya mengharapkan kepada para netizen untuk menanamkan dalam ingatan Indonesia, bukan Indon, Sekali lagi Indonesia. titik.
Biarlah negara lain yg memanggil kita Indon, meskipun dimata mereka cukup positif, tapi setidaknya nama negara Kita bukan Indon.
0 Komentar:
Post a Comment
SIlahkan Komentar Disini